Hurdling the Hurdles.

I think I have repeated the phrase ‘progress isn’t linear’ many, many, many times, and at no point have I actually ever accepted the fact that progress isn’t linear. It has been one of those weeks…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Pilihan

Menentukan pilihan itu gampang — gampang sulit. Kadang gampang, kadang sulit, kadang kadang gak milih. Tapi gak milih itu termasuk pilihan bukan sih? Atau sebenarnya gak milih itu gak ada? Sama kayak yakin atau ragu. Kalo yakin ya gak ragu, kalo ragu ya gak yakin. Bingung gue walaupun dibaca berulang kali. Ya intinya milih itu gampang — gampang sulit lah. Entah berapa kali dalam hidup ini kita memilih. Dari mulai bangun sampai tidur mungkin ada puluhan ratusan ribuan pilihan yang kita buat. Apalagi kalo hari itu ada ujian… Milih bangun atau gak, milih sarapan atau gak, mandi atau gak, dan sikat gigi atau gak. Itu adalah beberapa pilihan yang sering kita buat. Banyak hal yang harus kita pilih setiap hari. Tapi ada beberapa hal yang harus kita terima kayak lahir dan hidup. Kita gak bisa milih buat gak lahir. Kita juga gak bisa milih buat gak hidup. Lahir itu takdir mutlak, jadi kalo udah lahir terus hidup, ya kita harus hidup. Baiknya ya gitu, jangan “aku gak mau ada didunia ini! Dunia ini gak adil dan gak pernah memihakku. Percuma aku disini, aku gak punya peran apa — apa!”

Menurut KBBI, hidup adalah masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya. Jadi dalam menjalani hidup kita harus bergerak. Walaupun pilihan yang kita buat dalam hidup seringkali ngebuat kita susah, kita harus terus ber-gerak. Gak peduli sesulit apa saat kita mau memilih. Gak peduli sesulit apa setelah kita memilih. Pokoknya hidup harus tetap bergerak. Kita juga harus masih ada (cinta dihati, bukan itu). Kita harus ada buat orang disekeliling kita. Karena adanya kita pasti punya arti yang baik. Jangan takut kamu gak berguna atau sejenisnya. Pasti ada orang yang sayang, peduli, cinta dan membutuhkanmu ea.

Kita harus terus ngebuat pilihan untuk bisa hidup. Dan kadang dalam memilih kita juga perlu egois. Kalo kita gak pernah memilih untuk diri sendiri, mungkin kita mati. Egois itu perlu, asal tepat dan gak berlebihan. Sesuatu yang baik harus diawali dari diri sendiri dulu. Egois sedikit dulu gapapa, kalo udah cukup baru kasih porsi untuk orang lain. Tapi jangan egois terus juga, inget, jangan berlebihan. Pilih yang baik dulu untuk lo senduri. Kalo pilihan lo merugikan orang lain pada awalnya, coba untuk jadiin pilihan itu jalan untuk membahagiakan orang lain nantinya. Pilihan emang gak bisa melulu untuk kebahagiaan semua orang. Bahkan dalam memilih, kadang kita perlu apatis. Kedengarannya jahat, tapi ya gimana. Kita harus akui kalo kita gak bisa jadi baik buat semua orang. Pilihan yang sama pun gak bisa berlaku baik buat semua orang.

“ May your choices reflect your hopes, not your fears.” — Nelson Mandela

Add a comment

Related posts:

Nigeria And The Struggle For Qualitative Leadership

For over two decades, I have watched with justifiable disdain, the political situation in our native Nigeria. Beginning with the new democratic dispensation that started in 1999 and the events…

The Wrath of Toxic Positivity

You are going through a mental health crisis. You hate your job. You experience tragedy. Because you feel comfort in expressing your discontent to loved ones, you confide in friends, family…